SEJARAH SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PANTEKOSTA BATAM

STT Pantekosta Batam resmi diakui oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama Dirjen Bimas Kristen pada tanggal 22 Desember 2010 berdasarkan Surat Keputusan Nomor

DJ.III/Kep/HK.005/632/2010 tentang Ijin Penyelenggaraan Program Sarjana dengan Program Studi Teologi. Pada tahun 2007.

 

Pdt. A. R. Bolung, gembala sidang GPdI Pelita Batam, terpanggil sebagai penggagas berdirinya sekolah tinggi Teologi, guna mempersiapkan hamba-hamba Tuhan bagi tugas

pelayanan gereja dan pengabdian bagi bangsa dan negara. Untuk itu Pdt. A.R. Bolung, membicarakan atau menyampaikan maksudnya kepada ketua Majelis Pusat GPdI.

Pembicaraan tersebut ditindak lanjuti dengan mengusulkan :

a) Rudy F. Makal, M.A. Sebagai Ketua

b) Max Talumewo, S.Th., M.A. Sebagai Waket I

c) Dra. Irene Keke Bolung Sebagai Waket II

d) Hendrik Suangga, S.Th., M.Min. Sebagai Waket III

 

Institusi ini kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Teologi Pantekosta Internasional Batam. Namun, seiring berjalannya waktu, sekolah ini berubah nama menjadi Sekolah Tinggi

Teologi Pantekosta Batam (STT Pantekosta Batam), dengan pertimbangan:

1) Sekolah Tinggi Teologi mengacu pada Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 102 A tahun 1998, tentang: “Pedoman Pendirian dan Pembinaan Perguruan Tinggi

Agama/Teologi (Kristen) Protestan Swasta (PTA/TKPS)”.

2) Pantekosta Merupakan ciri khas dari Sinode yang menaunginya yakni Gereja Pantekosta di Indonesia

3) Batam, lokasinya berada di provinsi Kepulauan Riau, tepatnya di Batam.

 

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia merespon baik pendirian Sekolah Tinggi Teologi Pantekosta Batam dengan menerbitkan Surat Keputusan Majelis Pusat Gereja

Pantekosta di Indonesia No: 002/MP/GPdI/VI-2007, sekaligus meresmikannya pada 2 Juli 2007 di Batam.

 

 

1 thought on “Sejarah

Comments are closed.